.
Home » » Chapter Naruto 655 [Versi Teks] Bahasa Indonesia

Chapter Naruto 655 [Versi Teks] Bahasa Indonesia


Sebelumnya ......

Chakra-chakra bijuu yang ditarik keluar dari tubuh Obito telah
kembali ke wadah mereka masing-masing. Kini, mahluk-mahluk
berukuran raksasa itu telah berkumpul di hadapan Naruto. "Kau
menepati janjimu, Uzumaki Naruto, kau benar-benar
menyelamatkan kami." ucap Yonbi.
"Tentu saja, Son!" seru Naruto sambil menghormat.
"Hehe.." Hachibi tertawa.
Dalam hati, ekor tujuh : "Kita beruntung.."
Ekor enam : "Kau hebat.."
Ekor lima : "Sungguh.."
Ekor dua : "Yeah.."
Ekor tiga : "Bagus.."
Ekor satu : "Anak ini kan.."

Shaattt!!! Tiba-tiba saja Sasuke bergerak melesat dan menarik
pedangnya menuju ke arah tempat Obito terbaring lemas.
"Tunggu, Sasuke!!" Naruto mencoba untuk mencegatnya. "Hei
hei!!" orang-orang aliansi kaget.
"Anak itu.."
"Ada apa dengannya!?"
"Di sana! Dia masih hidup!!" ucap Shi. Sasuke melesat ke arah
Obito, yang memang masih hidup, namun sudah terbaring
tanpa kekuatan dan tak mampu untuk bangkit kembali.
Hendak dihabisi, Obito tak bisa berbuat apa-apa sambil pasrah
melihat ke arah Sasuke, "Benar.. aku sudah kalah.." pikirnya.
Namun tepat sebelum Sasuke mencapainya, tiba-tiba Kakashi
muncul dari dimensi lain dan menindihnya, sambil menodong
dengan kunai.

"Kakashi.." Sasuke menghentikan langkahnya.
"Sasuke, kita bisa bicara nanti.. maaf karena muncul tiba-tiba,
tapi.. aku adalah mantan teman satu kelompoknya, jadi biarkan
aku yang bertanggung jawab atas ini.." ucap Kakashi.
"Kakashi-sensei!! sekarang dia sudah.."
Batsss!!! Kakashi hendak menusuknya dengan kunai namun tiba-
tiba Minato cepat datang dan memegang tangannya.
Obito kaget, begitu pula dengan yang lainnya, termasuk Naruto,
"Ayah!!"
"Ini waktunya untuk menghabisinya!!" ucap orang-orang aliansi.
"Ayo lakukan!!" seru yang lain.
"Tunggu!!" ucap Tsunade. Para shinobi kemudian terdiam, dan
Minato pun menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan.
"Obito, ketika chakra kita saling tarik menarik, aku mampu melihat
isi hatimu.." ucap Minato. Obito yang masih rebah tak berkata
apa-apa. "Putraku telah memberimu sedikit ceramah, kurasa ia
mewarisi itu dari ibunya.."

"Ayah.."
"Tapi sebenarnya, itu adalah tugasmu.." Minato lalu melirik ke
arah Kakashi. "Kalau ada yang bisa mengerti Obito dengan baik,
maka itu adalah kau, Kakashi, temannya.." ucap Minato.
"Bukankah kau juga berpikir begitu Naruto?"
Naruto melihat ke arah Sasuke dan nampaknya dalam hati
merasa kalau memang benar hanya teman sejati yang bisa
mengerti temannya.

"Naruto, kau dan yang lainnya pergilah untuk membantu hokage
pertama, kau harus menyegel Madara." ucap Minato. "Ah benar!
dia belum dikalahkan!!" ucap Naruto. "Ayo pergi, Sasuke!!" Naruto
pun mengajak Sasuke untuk ikut membantu.
Mereka semua lalu pergi, kecuali Minato dan Kakashi yang masih
bersama dengan Obito. Minato masih memegangi tangan
Kakashi yang memegang kunai. "Waktu itu usiamu lebih muda
dari Naruto yang sekarang.. apa kau ingat dengan semua misi
yang telah kita selesaikan bersama? Rin, sebagai ninja medis ia
selalu melindungi kalian berdua.. dia pasti tak ingin melihat hal
seperti ini.."
Kakashi pun secara perlahan menjatuhkan kunainya.

"Tapi, ini adalah salahku sampai-sampai hal ini terjadi." ucap
Minato. "Meskipun sudah mati, namun bisa berdiri di sebelah
kalian seperti ini, mungkin inilah yang Rin inginkan. Dia akan
bilang, apa yang kau lakukan? harusnya kau yang menjadi
gurunya."
Sejenak Minato terdiam, lalu berkata, "Maafkan aku karena tak bisa
melindungi Rin.."
Obito dan Kakashi juga ikut terdiam, lalu kemudian Obito berkata

"Rin adalah.. dia adalah satu-satunya cahayaku.."
"Setelah kehilangan Rin, dunia tak lagi terlihat seperti dulu. Dunia
hanya tinggal neraka yang gelap.." ucap Obito. "Tak ada lagi
harapan di dunia ini. Aku terus mengelilingi dunia untuk
kepentingan Madara, dan semua yang kulihat membuat aku
semakin yakin.. bahkan dengan sharingan, aku tak bisa melihat
apapun, tak ada apapun."

"Aku tidak mengerti.." ucap Kakashi,
"??"
"Lalu kenapa kau tak mengikuti jalanku?" tanya Kakashi. "Jalan
yang kau pilih adalah kemungkinan lain.. sebenarnya, aku juga
berpikir dunia ini seperti neraka. Kupikir aku telah kehilanganmu,
dan setelahnya kehilangan Rin, bahkan Minato-sensei juga.. tapi.."
Kakashi selalu ingat dengan kata-kata terakhir Obito, "Aku akan
memberimu.. sharinganku.. tak peduli apa yang orang lain
katakan, kau adalah seorang jounin yang sempurna.."

"Aku tak terlalu mengerti, tapi.. aku terus mencoba untuk
membuka mataku, mencoba untuk melihat.. dengan kata-kata
dan sharingan yang kau tinggalkan untukku.. aku merasa aku
akan bisa melihat sesuatu.."

"Apa itu Naruto?" tanya Obito. "Bagaimana bisa kau yakin kalau
dia tak akan gagal?"
"Yah, mungkin dia juga akan gagal.." Kakashi berdiri..
"Apa yang membedakan aku dan Naruto? kenapa kau begitu
peduli padanya?"
"Karena aku tahu dia tak akan gagal sejauh dirimu.." ucap
Kakashi.
"Kenapa?"
"Selama ia berjalan di jalannya, aku akan membantunya.." ucap
Kakashi.
"Kenapa.. kau membantunya?"

"Karena dia tak akan pernah menyerah pada mimpinya, dan
dunia nyata ini.. itulah dia.." ucap Kakashi. "Dan dengan
tingkahnya, ia bisa membuat seseorang ingin membantunya..
dan semakin banyak yang membantunya, semakin dekat ia
dengan tujuannya. Itulah dia."
Sementara di sisi Naruto, ia dan para shinobi telah melihat
Madara. "Ketemu!!" ucapnya.
Kembali ke Obito, "Apa kau benar-benar yakin kalau sesuatu
seperti itu ada di neraka gelap ini?"

"Kau juga pasti bisa melihatnya, kita punya mata yang sama.."
ucap Kakashi. "Jika teman yang kau percayai bersama
denganmu, kau akan bisa melihat harapan dengan jelas. Itulah
apa yang kupikirkan, Obito.."

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts